Peran Orang Tua Mendukung
Keberhasilan Membangun Masa Depan Anak
Ada
pepatah latin yang mengatakan Non Scholae Sed Vitae Discimus yang artinya bahwa
kita/anak-anak ke sekolah bukan belajar tentang sekolah namun belajar bagaimana
bisa hidup. Selama ini masih banyak orang tua yang beranggapan bahwa belajar
harus di sekolah. Atau sekolah adalah tepat belajar yang terbaik.
Guru
seakan-akan sebagai penaggungjawab penuh tentang keberhasilan anak. Sekolah
layaknya penitipan anak sehingga peran guru menjadi menumpuk ! Padahal belajar
tidak hanya di sekolah semata dan tidak hanya guru yang bertanggungjawab atas
anak. Justru orang tualahyang menjadi guru yang sebenarnya bgi anak itu
sendiri.
Pendidikan
adalah proses yang berkelanjutan bagi peserta didik. Pendidikan juga tidak
hanya mempelajari akademik/pelajaran namun juga mempelajari non akademik. Orang
tua juga memiliki peran besar mendidik
anak-anaknya selain di sekolah. Menurut
opini saya ada sejumlah faktor saling terkait erat dalam proses pendidikan
anak.
Artinya pendidikan tidaklah tunggal namun kompleks. Maka sejak peserta
didik bisa menempuh pendidikan berjenjang mulai awal seperti PAUD pendidikan
usia dini hingga hingga D 3 ada campur tangan pihak lain. Penulis ingin menjelaskan
faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar anak selama
berstatus pelajar salah satunya yaitu peran orang tua.
Orang
tua sebagai stakeholders utama bagi
anak-anak memiliki tanggungjawab yang sunguh luar biasa. Peran orang tua seakan-akan
tidak bisa tergantikan sebagai maha guru bagi anak-anak. Secara kuantitatif
mungkin waktu paling banyak anak bersama guru di sekolah. Namun secara kualitas
bagaimanapun tetaplah orang tua. Inilah adalah fakta maka orang tualah yang
menjadi penangungjawab utama bagaimana memberikan menyiapkan proses pendidikan
tersebut.
Orang tua seacara ideal juga turut serta membantu anak menyiapkan
proses belajar untuk di sekolah. Salah satu bentuk pendidikan yang tidak
tergantikan adalah kasih sayang. Hanya orang tua yang mampu sepenuh hati
mencurahkan bentuk dan wujud kasih sayang kepada anak-anaknya. Latar belakang
orang tua seperti pendidikan, ekonomi, sosial juga mempengaruhi kualitas pola
pendidikan anak-anak di rumah.
Tugas orang tua tidak hanya mencukupi secara
lahir/ekonomi semata namun juga pemenuhan kebutuhan batin. Semua kebutuhan
lahir batin, jiwa raga, primier dan sekunder orang tua wajib memebrikan yang
terbaik untuk anak-anak. Indikasinya bukan kuantitas buka seperti fasilitas,
mobil antar jemput, uang sekolah berlebihan namun kualitasnya. Bagaimana orang
tua memberikan perhatian dan kasih sayang setiap hari kepada anak-anak ? Ada
kedekatan fisik, emosional, ada tempat untuk mencurahkan hati di rumah, bisa
berbagi akan banyak hal. Semua orang tua bisa melakukan hal tersebut
Ilustrasinya
sebagai berikut pendidikan adalah pondasi dasar sebuah bangunan. Maka
konstruksi pondasi tidak boleh salah, keliru, dan harus sesuai dengan keadaan
kondisi tanah. Pondasi dasar menentukan bangunan apapun di atasnya maka semua
pondasi bangunan selalu dirancang lebih awal secara teliti. Kesalahan sekecil
apapun harus dihindari kalau tidak akan meruntuhkan bangunan yang diatasnnya. Sebelum
pondasi di rumah maka bangunan diatasnya sudah ada gambarnya. Bangunan ini
dibangun untuk apa dan bagaimana modelnya. Seperti time bomb kalau terjadi kesalahan sekecil apapun pada konstruksi pondasi
bangunan. Konstruksi pondasi bangunan bukan masalah biaya besar atau kecil
namun semua disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Asalkan tepat dan benar
bangunan apapun akan tetap kokoh berdiri di atas bumi.
Selain itu konstruksi pondasi bangunan tidak
terlihat sehingga seringkali dilupakan. Banyak orang melihat bangunan di
atasnya yang terlihat jelas. Bangunan diatas sangat mudah dibentuk sesuai
keinginan, mau model seperti apa! Entah kaya atau miskin secara ekonomi masih
bisa membangun pondasi rumah dengan baik dan benar.
Sama
halnya dengan peran orang tua harus jelas, transparan, dan terarah ketika
melakukan proses pendidikan anak di rumah. Mendidik anak-anak bukan soal kaya
atau tidak namun soal niat yang tulus menyiapkan masa depan anak. Pendidikan
salah satu cara untuk meraih kesuksesan dan keberhasilan hidup. Artinya ketika
anak-anak sudah bersekolah sejak dini mulai PAUD atau TK maka peran dan tugas
orang tua harus tercetak jelas arah dan tujuannya anak tersebut. Karena
anak-anak jarang bisa memiliki pilihan mau sekolah di mana ? Lalu sekolahnya
seperti apa? Hanya orang tua yang tahu.
Orang
tua tidak boleh mengantungkan nasipnya kepada sekolah atau guru. Mengapa ?
Karena keterbatasan guru sebagai pengajar di sekolah yang dibatasai oleh banyak
faktor. Orang tua yang memiliki banyak aktu dan kesempatan bersama orang tua
ketika di rumah. Maka orang tua bisa mendidik anak-anak di rumah sebagai proses keseluruhan, holistik, dan tanpa batas.
Orang tua bisa totalitas memberikan pendidikan baik akademik atau non akademik
tanpa batasan waktu dan kesempatan. Di sinilah peran orang sebagai guru untuk
anak-anak diuji ? Seberapa besar waktu dan kesempatan orang tua lakukan untuk
anak-anaknya di rumah.
Pendidikan
anak di rumah sama dengan membangun pondasi sebuah rumah atau bangunan
bertingkat di atas pondasi bangunan. Ada konsep, perencanaan, dan rancang
bangun untuk si anak. Jadi rancangannya mulai awal hingga akhir sudah jelas
seperti apa arah dan tujuan yang ingin diraih. Sehingga tidak ada kata-kata
mendadak atau ngawur merancang masa depan anak di dunia pendidikan.
Di
rumah orang tua bisa melakukan banyak hal untuk memberikan dukungan akademik
dan non akademik. Misalnya kalau ada anak-anak yang berbakat di bidang seni
seperti bermain alat musik maka orang tua bisa memanggil guru privat untuk
memberikan pelajaran tentang alat musik.
Tentu sang anak akan semakin senang karena kemampuannya semakin terasah
karena di sekolah tidak ada waktu untuk mempelajarinya. Di bidang akademik
orang tua bisa memanggil guru untuk membimbing mempelajari bidang akademik.
Andaikata orang tua bisa melakukannya maka akan jauh lebih baik meski tidak
semua orang tua bisa. Namun setidaknya orang tua etap bisa menemani anak-anak
belajar di rumah.
Secara
tidak langsung selama interaksi dengan anak dan orang tua memberikan
nilai-nilai positif, komunikasi, kasih sayang, cinta kasih, keimanan, kedekatan
batin, emosional, dan tempat anak untuk mencurahkan suasana hati. Orang tuapun
bisa memberikan solusi yang terbaik sehingga tercipta suasana kondusif. Anak
akan merasa nyaman dan damai selama berada bersama orang tua. Idealnya orang
tua benar-benar mencurahkan waktu dan tenaga untuk membangun pondasi pendidikan
sejak di dini di rumah bersama anak. Hal-hal seperti inilah yang tidak
ditemukan anak di sekolah karena suasananya berbeda.
Peran
orang tua selain guru bagi anak-anak juga menjadi teman curahan hati, teman
diskusi, dan sahabat terbaik. Setiap hari orang tua bisa berkomunikasi untuk
membahas beban anak-anak di dalam menjalani proses belajar yang tidak mudah.
Semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin tinggi kesulitan yang dihadapi
anak. Karena orang tua yang ideal harus selalu mengikuti proses perkembangan
pendidikan anak-anak sejak awal hingga akhir.
Mengapa ?
Karena namanya
anak-anak belum mampu memikirkan dirinya sendiri dengan baik. Artinya pola
pikirnya belum dewasa sehingga membutuhkan panutan dan bimbingan dari orang
tua. Anak-anak selalu membutuhkan bimbingan dan nasehat dari orang tua untuk meraih masa depannya. Hanya orang
tualah yang memahami kebutuhan apa saja di dalam diri anak. Kalau orang lain
membutuhkan waktu proses panjang untuk tahu bagaimana pola pikir anak tersebut.
Karena kesuksesan anak di dunia ini, dibidang apapun, dan dikarir apapun selalu
diawali dengan arahan dan dukungan cinta kasih dari orang tua di rumah.