Sabtu, 03 Agustus 2019

Belajar Itu Penting

My Family foto by reno bp



Belajar itu berarti membaca. Maka belajar tidak ada hentinya untuk membaca sesuai kebutuhannya. Membaca tidak sekedar membaca namun harus juga mengerti apa yang dibaca dan harus benar-benar dipahami secara baik dan betul.

Kehidupan manusia tidak boleh lepas dari belajar.

Mengapa? Karena sejak manusia terlahir di dunia maka sejak itu pula proses belajar telah di mulai. Manusia harus banyak belajar dari manusia sebelumnya. Tanpa ada proses belajar maka kehidupan manusia tidaklah sempurna.

Unutk berjalan saja anak manusia harus belajar dan belajar dengan berbagai cara yang diajarkan oleh orang tuanya. Belajar adalah sebuah proses panjuang untuk memahaminya dan proses untuk bertindak jauh lebih baik.

Akal manusia juga membutuhkan proses belajar yang terus menerus tiada henti.

Maka belajar harus terus diupayakan untuk mencapai apa yang kita inginkan di dunia ini. Orang tua juga terus belajar memahami pendidikan anak. Sejauhmana anak mampu mengikuti pendidikan di sekolah atau di kampus.

Ada kalanya namanya anak masih membutuhkan saran dan nasehat dari orang tua ketika belajar. Karena belajar tidak hanya di sekolah, kampus, perpustakaan namun harus belajar tentang kehidupan di dunia ini. Tujuannya agar bisa hidup harmonis dengan seseorang dan alam serta Sang Pencipta.

Rabu, 20 Februari 2019

Belajar Itu Penting




BELAJAR ITU ADALAH PROSES PANJANG DAN BERKELANJUTAN. ADA POIN PENTING YANG HARUS DIPAHAMI BAGI SIAPA SAJA YANG BELAJAR YAITU TEGASKAN APA TUJUANNYA BELAJAR ITU?

Belajar apa saja...karena setiap hari kita selalu belajar untuk menjalani kehidupan di dunia ini.

KARENA TUJUAN ITULAH YANG MENUNTUN AWAL DAN AKHIR DARI SEBUAH PERJALANAN HIDUP.

Jumat, 21 Desember 2018

Peran Orang Tua Dalam Keluarga



Orang tua adalah guru yang terbaik bagi anak-anaknya. Karena pendidikan di awali di rumah maka tugas dan epran orang tua sangatlah besar atas keberhasilan anak-anaknya.

Tugas dan beban orang tua sangat berat untuk membangun tahapan demi tahapan membangun masa depan anak. Maka solusinya orang tua dan anak haruslah bekerja sama layaknya sebuah tim.

Ada keseimbangan, komunikasi, dan fokus mencapai target dari setiap tahapan.

Selama ini banyak orang tua yang lalai menyiapkan proses pendidikan yang terbaik bagi masa depan anak.

Sekali lagi bukan masalah kekurangan ekonomi namun lebih cenderung kekurangan mentalitas dan sportivitas dari orang tua. Persiapan menuju tangga keberhasilan bukanlah ditentukan oleh seberapa banyak harta dan uang !

Namun bagaimana mengantisipasi kekurangan menjadi kelebihan. Karena setiap anak pastilah memilih kelebihan maka kelebihan itulah orang tua mengarahkan menbajdi fokus target menuju keberhasilan.

Minggu, 27 Mei 2018

Peran Orang Tua Dalam Pendidikan



Peran Orang Tua Mendukung Keberhasilan Membangun Masa Depan Anak

Ada pepatah latin yang mengatakan Non Scholae Sed Vitae Discimus yang artinya bahwa kita/anak-anak ke sekolah bukan belajar tentang sekolah namun belajar bagaimana bisa hidup. Selama ini masih banyak orang tua yang beranggapan bahwa belajar harus di sekolah. Atau sekolah adalah tepat belajar yang terbaik. 

Guru seakan-akan sebagai penaggungjawab penuh tentang keberhasilan anak. Sekolah layaknya penitipan anak sehingga peran guru menjadi menumpuk ! Padahal belajar tidak hanya di sekolah semata dan tidak hanya guru yang bertanggungjawab atas anak. Justru orang tualahyang menjadi guru yang sebenarnya bgi anak itu sendiri.

Pendidikan adalah proses yang berkelanjutan bagi peserta didik. Pendidikan juga tidak hanya mempelajari akademik/pelajaran namun juga mempelajari non akademik. Orang tua juga memiliki  peran besar mendidik anak-anaknya selain di sekolah.  Menurut opini saya ada sejumlah faktor saling terkait erat dalam proses pendidikan anak. 

Artinya pendidikan tidaklah tunggal namun kompleks. Maka sejak peserta didik bisa menempuh pendidikan berjenjang mulai awal seperti PAUD pendidikan usia dini hingga hingga D 3 ada campur tangan pihak lain. Penulis ingin menjelaskan faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar anak selama berstatus pelajar salah satunya yaitu peran orang tua.

Orang tua sebagai stakeholders utama bagi anak-anak memiliki tanggungjawab yang sunguh luar biasa. Peran orang tua seakan-akan tidak bisa tergantikan sebagai maha guru bagi anak-anak. Secara kuantitatif mungkin waktu paling banyak anak bersama guru di sekolah. Namun secara kualitas bagaimanapun tetaplah orang tua. Inilah adalah fakta maka orang tualah yang menjadi penangungjawab utama bagaimana memberikan menyiapkan proses pendidikan tersebut. 

Orang tua seacara ideal juga turut serta membantu anak menyiapkan proses belajar untuk di sekolah. Salah satu bentuk pendidikan yang tidak tergantikan adalah kasih sayang. Hanya orang tua yang mampu sepenuh hati mencurahkan bentuk dan wujud kasih sayang kepada anak-anaknya. Latar belakang orang tua seperti pendidikan, ekonomi, sosial juga mempengaruhi kualitas pola pendidikan anak-anak di rumah. 

Tugas orang tua tidak hanya mencukupi secara lahir/ekonomi semata namun juga pemenuhan kebutuhan batin. Semua kebutuhan lahir batin, jiwa raga, primier dan sekunder orang tua wajib memebrikan yang terbaik untuk anak-anak. Indikasinya bukan kuantitas buka seperti fasilitas, mobil antar jemput, uang sekolah berlebihan namun kualitasnya. Bagaimana orang tua memberikan perhatian dan kasih sayang setiap hari kepada anak-anak ? Ada kedekatan fisik, emosional, ada tempat untuk mencurahkan hati di rumah, bisa berbagi akan banyak hal. Semua orang tua bisa melakukan hal tersebut

Ilustrasinya sebagai berikut pendidikan adalah pondasi dasar sebuah bangunan. Maka konstruksi pondasi tidak boleh salah, keliru, dan harus sesuai dengan keadaan kondisi tanah. Pondasi dasar menentukan bangunan apapun di atasnya maka semua pondasi bangunan selalu dirancang lebih awal secara teliti. Kesalahan sekecil apapun harus dihindari kalau tidak akan meruntuhkan bangunan yang diatasnnya. Sebelum pondasi di rumah maka bangunan diatasnya sudah ada gambarnya. Bangunan ini dibangun untuk apa dan bagaimana modelnya. Seperti time bomb kalau terjadi kesalahan sekecil apapun pada konstruksi pondasi bangunan. Konstruksi pondasi bangunan bukan masalah biaya besar atau kecil namun semua disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Asalkan tepat dan benar bangunan apapun akan tetap kokoh berdiri di atas bumi.

Selain itu konstruksi pondasi bangunan tidak terlihat sehingga seringkali dilupakan. Banyak orang melihat bangunan di atasnya yang terlihat jelas. Bangunan diatas sangat mudah dibentuk sesuai keinginan, mau model seperti apa! Entah kaya atau miskin secara ekonomi masih bisa membangun pondasi rumah dengan baik dan benar.

Sama halnya dengan peran orang tua harus jelas, transparan, dan terarah ketika melakukan proses pendidikan anak di rumah. Mendidik anak-anak bukan soal kaya atau tidak namun soal niat yang tulus menyiapkan masa depan anak. Pendidikan salah satu cara untuk meraih kesuksesan dan keberhasilan hidup. Artinya ketika anak-anak sudah bersekolah sejak dini mulai PAUD atau TK maka peran dan tugas orang tua harus tercetak jelas arah dan tujuannya anak tersebut. Karena anak-anak jarang bisa memiliki pilihan mau sekolah di mana ? Lalu sekolahnya seperti apa? Hanya orang tua yang tahu.

Orang tua tidak boleh mengantungkan nasipnya kepada sekolah atau guru. Mengapa ? Karena keterbatasan guru sebagai pengajar di sekolah yang dibatasai oleh banyak faktor. Orang tua yang memiliki banyak aktu dan kesempatan bersama orang tua ketika di rumah. Maka orang tua bisa mendidik anak-anak di rumah sebagai  proses keseluruhan, holistik, dan tanpa batas. Orang tua bisa totalitas memberikan pendidikan baik akademik atau non akademik tanpa batasan waktu dan kesempatan. Di sinilah peran orang sebagai guru untuk anak-anak diuji ? Seberapa besar waktu dan kesempatan orang tua lakukan untuk anak-anaknya di rumah.

Pendidikan anak di rumah sama dengan membangun pondasi sebuah rumah atau bangunan bertingkat di atas pondasi bangunan. Ada konsep, perencanaan, dan rancang bangun untuk si anak. Jadi rancangannya mulai awal hingga akhir sudah jelas seperti apa arah dan tujuan yang ingin diraih. Sehingga tidak ada kata-kata mendadak atau ngawur merancang masa depan anak di dunia pendidikan.

Di rumah orang tua bisa melakukan banyak hal untuk memberikan dukungan akademik dan non akademik. Misalnya kalau ada anak-anak yang berbakat di bidang seni seperti bermain alat musik maka orang tua bisa memanggil guru privat untuk memberikan pelajaran tentang alat musik.  Tentu sang anak akan semakin senang karena kemampuannya semakin terasah karena di sekolah tidak ada waktu untuk mempelajarinya. Di bidang akademik orang tua bisa memanggil guru untuk membimbing mempelajari bidang akademik. Andaikata orang tua bisa melakukannya maka akan jauh lebih baik meski tidak semua orang tua bisa. Namun setidaknya orang tua etap bisa menemani anak-anak belajar di rumah.

Secara tidak langsung selama interaksi dengan anak dan orang tua memberikan nilai-nilai positif, komunikasi, kasih sayang, cinta kasih, keimanan, kedekatan batin, emosional, dan tempat anak untuk mencurahkan suasana hati. Orang tuapun bisa memberikan solusi yang terbaik sehingga tercipta suasana kondusif. Anak akan merasa nyaman dan damai selama berada bersama orang tua. Idealnya orang tua benar-benar mencurahkan waktu dan tenaga untuk membangun pondasi pendidikan sejak di dini di rumah bersama anak. Hal-hal seperti inilah yang tidak ditemukan anak di sekolah karena suasananya berbeda.

Peran orang tua selain guru bagi anak-anak juga menjadi teman curahan hati, teman diskusi, dan sahabat terbaik. Setiap hari orang tua bisa berkomunikasi untuk membahas beban anak-anak di dalam menjalani proses belajar yang tidak mudah. Semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin tinggi kesulitan yang dihadapi anak. Karena orang tua yang ideal harus selalu mengikuti proses perkembangan pendidikan anak-anak sejak awal hingga akhir.
 Mengapa ? 

Karena namanya anak-anak belum mampu memikirkan dirinya sendiri dengan baik. Artinya pola pikirnya belum dewasa sehingga membutuhkan panutan dan bimbingan dari orang tua. Anak-anak selalu membutuhkan bimbingan dan nasehat dari orang tua  untuk meraih masa depannya. Hanya orang tualah yang memahami kebutuhan apa saja di dalam diri anak. Kalau orang lain membutuhkan waktu proses panjang untuk tahu bagaimana pola pikir anak tersebut. Karena kesuksesan anak di dunia ini, dibidang apapun, dan dikarir apapun selalu diawali dengan arahan dan dukungan cinta kasih dari orang tua di rumah.


Mendidik Anak




Mendidik adalah bagian terpenting dari tugas orang tua di dunia ini. Tonggak keutuhan, kekuatan, kekuasaan, bahkan keberhasilan mencapai sebuah maha karya tidak bisa terlepas dari peran orang tua.

Orang tua yang ideal, jujur, cerdas, dan bertanggungjawab tentu menyadari secara baik dan benar apa tugasnya sebagai orang tua. Peran dan tugas orang tua sangat besar dan berat karena harus dilakukan sepanjang hidupnya !

Artinya orang tua tidak hanya memberikan nafkah untuk menghidupkan roda perekonomian di rumah tangga. Uang berlimpah, rumah mewah, dan fasilitas lengkap bukan tujuan untuk membentuk rumah tangga.

Orang tua tidak hanya sebagai guru bagi anak-anaknya namun CEO dan pemilik perusahaan yaitu rumah tangga. Jadi rumah tangga harus stabil dari semua sisi. Ibarat bangunan harus kokoh pondasinya. Kekokohan pondasi menentukan berapa lama bangunan tersebut bisa bertahan atas berbagai cobaan.

Isi rumah tangga seperti fasilitasnya beserta perabotanya hanya masalah kebutuhan semata. Karena tidak semua rumah harus memiliki fasilitas dan perabot yang sama. Lingkungan mempengaruhi bentuk dan model sebuah rumah.

PERSOALAN terbesar adalah orang tua yang tidak menjalankan peran dan tugasnya dengan baik dan benar.

Salah satu persoalan terpenting adalah KASIH SAYANG. Perhatian yang tulus dan tiada henti untuk memperhatikan perkembangan anak baik perkembangan internal dan ekternal. Kasih sayang orang tua kepada anak tidaklah boleh terputus atau buyar. Kasih sayang tidak tergantikan oleh apapun di dunia ini.

Sabtu, 07 April 2018

Pelajaran Hidup



Pendidikan adalah proses yang panjang bagi siapa yang menempuh dunia pendidikan. Belajar adalah proses yang tidak pernah berhenti pada usia.

Karena hidup sendiri adalah proses untuk belajar dan belajar. Belajar untuk apa ? Belajar untuk bisa eksis sepanjang hidup di dunia ini.

Hidup di dunia ini tidak hanya belajar di sekolah atau kampus lalu selesai. Apakah imu yang di dapat di sekolah atau di kampus sudah cukup untuk menjalani kehidupan ?

Sekali lagi kurang.

Artinya pelajaran yang dipelajari di sekolah atau di kampus hanya sebatas kemampuan akademik, ilmu dasar untuk mewujudkan sebiah konstruksi besar.

Misalnya jurusan dokter nanti kalau lulus bisa menjadi dokter. Semua jurusan bidang studi di kampus memang idealnya seperti itu !!!!!

Akan tetapi untuk menjalai kehidupan sesungguhnya di dunia ini ilmu yang di dapat di kampus terasa kurang.

Hidup tidak hanya sebatas ilmu yang di dapat di kampus !!!!!

Maka kewajiban manusia harus belajar akan banyak hal sesuai kemapuan dan untuk apa hidup di dunia ini ????

Senin, 19 Februari 2018

Guru Yang Profesional

Hasil gambar untuk guru yang profesional



Guru salah satu profesi yang memiliki tingkat kesabaran tinggi. Mau tak mau, menolak atau tidak, inilah resikonya menjadi guru.


Namun bukan berarti harus mengobarkan nyawa yang tidak berdosa.


Guru juga manusia yang membutuhkan perhatian juga layaknya sama halnya dengan profesi lainnya. Salah satu profesi yang mengharuskan mendidik moralitas, membimbing mentalitas, dan mendukung kemampuan akademik dan non akademik.


Ada beragam macam jenis masuk kategori seorang guru, namun persoalannya tidak semua guru mampu memahami sedalam-dalamnya psikologi anak-anak, peserta didiknya.


Di Indonesia berkali-kali guru sempat meninggal baik secara langsung atau tidak setelah kontak fisik dengan murid.


Sampai hari ini tidak ada penyelidikan resmi dan sah secara hukum untuk mengetahui sejauhmana kebenaran berita kematian guru setelah ada kontak fisik dengan murid.


Persoalan penting yang harus diperhatikan adalah komunikasi yang baik dan benar dengan murid. Apapun masalahnya komunikasi menjadi kata kunci sebagai pemecah masalah.