Dunia IT

Bapak Dan Ibu Yang Kami Hormati,


Proses pendidikan SD, SMP, SMA, dan kuliah memiliki dimensi yang berbeda. Inilah proses panjang bagi anak-anak yang harus dijalani sepanjang hidupnya.


Perubahan jaman setiap era selalu berbeda.





Dunia orang tua tentu dengan dunia anak-anaknya. Saat ini perkembangan IT, informasi teknologi sangat pesat sehingga 'global village' benar-benar tercipta.


Dunia semakin kecil, semua informasi tersedia dengan cepat, semua informasi bisa diakses secepat kilat.


Namun bukan berarti perkembangan IT tidak memberikan dampak terburuk.


Sekali lagi pendidikan anak-anak di rumah harus semakin baik khususnya untuk pendidikan moralitas, karakter, keimanan dari orang tua. Karena pendidikan tersebut sangat minim di sekolah karena kesibukkan para guru.


Orang tua mau tak mau harus mengikuti perkembangan IT agar anak-anak tidak terjerumus semakin dalam di dunia IT. Mengapa ? Karena dunia IT membutuhkan bekal yaitu kecerdasan dan kedewasaan berpikir. Inilah filter penyaring terbaik karena kalau tidak bisa berdampak negatif.


Contoh kecilsaja dampak negatif yaitu hacker, penipuan online, menghasut dan merugikan orang lain dengan media sosial.


Siapa yang salah kalau terjadi kasus pelanggaran IT ? Karena sudah terbit UU ITE.

Sukses Itu Pilihan

Bapak Dan Ibu Yang Kami Hormati,


Pendidikan dasar selama 12 tahun bagi anak-anak adalah pondasi yang kuat dan bagus untuk merancang sebuah masa depan. Anak-anak membutuhkan pondasi meraih keinginannya dengan bekal pendidikan dasar.


Tidak semua bisa melanjutkan ke perguruan tinggi maka haruslah bekerja.


Bekerja menjadi salah satu solusi setelah menempuh pendidikan selama 12 tahun. Meski masih ada kalanya anak-anak belum bisa menyelesaikan hingga 12 tahun.


Biaya pendidikan mahal menjadi alasan dasar.


Namun bukan berarti kesuksesan hidup tidak bisa diraih atau dicapai meski hanya berbekal dengan 12 tahun pendidikan dasar.


Hanya saja kesuksesan tidak akan bisa dicapai di pemerintahan kalau hanya bekal 12 tahun !!!


Berbicara kesuksesan dari pengumpulan harta dan menjadi kaya raya tidak ada batasan akan pendidikan. Pendidikan tidak menjamin 100% untuk menjadi kaya raya !!!


Artinya pendidikan memberikan pencerahan untuk membuka cakrawala menatap masa depan. Pola pikir lebih banyak terpengaruh oleh proses pendidikan.


Sekali lagi ada perbedaan tentang meraih kekayaan dengan pendidikan.


Kalau untuk kaya, jadi bos tidak berpendidikan tinggi tidak masalah karena tidak dibutuhkan. Namun untuk menjadi pendidik, tenaga ahli. pemimpin negara, pemimpin perusahaan haruslah melalui jalur formal.

Kebiasaan Baik

kebiasaan orang tua akan menjadi contoh terbaik baik. apapun itu akan menjadi panutan bagi anak-anak karena orang tua adalah cermin yang memantulkan. 

Kesuksesan Adalah Proses Unik

Pendidikan Tidaklah hanya fokus pada hasil namun harus lebih fokus pada proses. Proses selama pendidikan sangatlah penting. Karena pendidikan di sekolah atau di kampus hanyalah sebuah media pembelajaran. Ada kalanya kesuksesan tidak diraih melalui proses pndidikan !!!!

Peribahasa Hidup

peribahasa atau pepatah adalah ungkapan para tetua kita yang sudah kaya akan pengalaman hidup di dunia ini. sayang seribu sayang banyak yang melalaikan, melupakan ungkapan agung dan oenuh makna yang dalam. padahal pepatah atau peribahasa adalah salah satu 'jalan' menuju kehidupan yang jujur dan rendah hati menuju jakan Tuhan.

Kenakalan Anak Wajar Atau Tidak

Bapak dan Ibu Yang Kami Hormati,


Kenakalan anak bisa dianggap hal biasa namun juga bisa menjadi masalah besar. Kenakalan anak masih dianggap wajar selama masih dalam kontek anak-anak, artinya masih dianggap wajar.


Kenakalan anak-anak menjadi masalah besar ketika sudah melakukan kontak fisik yang melukai bahkan bisa mengancam jiwa-jiwa yang tidak bersalah.


Perkelahian yang tidak seimbang kerapkali terjadi sehingga ada pihak yang dirugikan.


Pertengkaran mulut yang berujung pada perkelahian fisik kerapkali terjadi di sekolah-sekolah selama ini dengan istilah tawuran.


Pada intinya kenakalan anak masih wajar asalkan tidak untuk menyakiti secara fisik atau non fisik.


Di sekolah ada peran bapak dan ibu guru untuk mengatasi dan mencari solusi untuk masalah ini. Maka di rumah tugas orang tua untuk selalu mempelajari dan mendalami perkembangan anak baik fisik dan non fisik.


Orang tua juga bertanggungjawab atas masalah ini. Orang tua harus memahami perkembangan mentalitas dan spikologis anak agar tidak kenakalan bisa dicarikan solusinya.


Orang tua sebagai pengendali anak-anak maka harus bisa membina, membimbing sebaik-baiknya. Urusan di sekolah biar sekolah yang menyelesaikannya.

Fungsi Rumah

Bapak Dan Ibu Yang kami Hormati,

Keberhasilan anak-anak menempuh sekolah selama 12 tahun atau ditambah dengan S1 4 tahun tidaklah ringan bagi anak-anak. Orang tua haruslah jelas menata kehidupan di dunia ini bagi anak-anaknya.


Tidaklah semua anak-anak memahami arti pendidikan bagi dirinya sendiri.


Lihatlah betapa banyak anak-anak yang di luar kendali orang tua. Anak-anak sekolah terlibat tawuran, balapan liar, tindak kejahatan, bahkan dengan gelar sarjana banyak orang yang memiliki jabatan terlibat korupsi, tindak kriminal.


Siapakah yang salah ?


Kesalahan pasti terletak di awal yaitu ketika berada di rumah. Rumah adalah ibarata fisik adalah kepala yang berisi otak sebagai pengendali tubuh manusia.


Bagaimana orang tua mengelola rumah tangga dengan ideal dan proporsional penuh cinta kasih ?

Cinta Anak

cintailah anak-anak sepenuh hati dengan kelebihan dan kekurangan yang ada. karena mencintai seperti itu sangat berat dikala anak kelak tidak sesuai harapan orang tua. tidak semua anak bisa berbakti kepada orang tua 

Kebijaksanaan Orang Tua

Bapak Dan Ibu Yang Kami Hormati,


Kejujuran adalah poin utama bagi pendidikan anak-anak di rumah. Berikanlah contoh yang sederhana atas perbuatan jujur misalnya membuat janji.


Janji adalah hutang maka haruslah dibayar.


Orang tua yang bijak haruslah mulai awal mendidik anak-anaknya dengan perbuatan jujur. Karena kejujuran bukanlah kata sifat.


Kejujuran haruslah dilakukan sesuai apa adanya dan tepat sesuai dengan konteknya.


Sederhana saja untuk mendidik anak-anak ketika di rumah misalnya jujur mengingatkan penting sebuah ilmu. Untuk apa anak-anak harus ke sekolah ??


Untuk apa mempelajari berbagai ilmu yang ada di sekolah ???


Inilah saatnya bagi orang tua untuk menjelaskannya karena di sekolah belum tentu anak-anak memahami mengapa mempelajari ilmu tersebut !!!


Misalnya mengapa di sekolah diajari matematika.


Kalau guru maka penjelasannya tentang rumus dan teori atau soal cerita tentang matematika. Sedangkan di rumah orang tua bisa menjelaskan bahwa matematika adalah ilmu murni, fungsinya untuk sebagai alat ukur akan banyak hal hasil ciptaan manusia.


Apapun yang yang telah diciptakan manusia tidak bisa terlepas dari matametika. Karena benda yang diciptakan haruslah melalui alat ukur kemudian dibentuk disesuaikan dengan kebutuhannya.

Keinginan Anak

selalu perhatikan apa kebutuhan anak dan berikan sesuai apa yang orang tua miliki, orang tua bisa, dan orang tua merasa perlu untuk memberikannya.

Keseimbangan Hidup

Bapak Dan Ibu Yang kami Hormati,


Pendidikan tidaklah hanya membicarakan ilmu akademik semata. Ada pembelajaran yang seimbang yang harus diperhatikan olah orang tua sebagai guru terbaik di dunia ini.


Keimbangan pembelajaran ilmu, iman, dan perbuatan mulia haruslah dilakukan bersamaan.


Orang tualah yang wajib membagi ketiganya secara adil dan merata bagi pertumbuhan anak dan prose belajar di rumah. Karena di sekolah ketiga sangat sulit untuk dilakukan.


Di sekolah anak-anak sudah terkontaminasi dengan kurikulum dan target sekolah. Setiap sekolah baik swasta atau negeri sudah memiliki target yang berbeda-beda.


Kurikulum menjadi pijakan guru untuk mengajar anak-anak di sekolah.


Maka orang tua harus bisa menyeimbangkan proses belajar di rumah agar ada kesimbangan antara ilmu, iman, dan perbuatan mulai.


Orang tua wajib menjadi guru-guru terbaik untuk anak-anaknya. Beban guru terlalu berat untuk melakukan ketiga hal tersebut maka orang tua harus bisa melakukannya.


Ilmu, iman, dan perbuatan mulia modal terbaik bagi anak-anak bahkan juga orang tua.

Cita-Cita Masa Depan

Bapak Dan Ibu Yang kami Hormati,


Cita-cita adalah bagian dari proses belajar. Mengapa demikian karena setiap materi pelajaran selalu memiliki awal dan akhir dari sebuah proses belajar.


Tujuan belajar tidak hanya sekedar bisa, tahu, atau sekedar mencoba lalu selesai.


Belajar juga membutuhkan tujuan yang membuahkan target dari sebuah ilmu. Semua hasil pemikiran bahkan yang sudah terwujud dalam bentuk apapun adalah hasil dari proses belajar.


Ilmu atau materi apapun akan berujung dari dari target pembelajaran. Cita-cita adalah untukm menamakan dari target tersebut.


Misalnya seseorang yang berlajar kimia maka akan menjadi kimiawan, teknik dinamakan teknokrat dsb.


Cita-cita adalah mulai sebagai wujud tanda keberhasilan.


Orang tua harus mendukung cita-cita anak asalkan dengan beberapa syarat sederhana yaitu orang tua harus mengerti apa keinginan anak, mengerti kelebihan anak, dan memahami kebutuhan anak seperti apa.

Mendidik Anak

mendidikan anak tidaklah sekedarnya namun harus mengacu pada proses pembelajaran yang ideal dan proporsional. Minimal orang tua mengetahui kelebihan dan kekurangan anak, mampu memberikan sesuai porsi anak, dan meningkatkan potensin yang ada pada anak. mengajari anak soft skill dan hard skill.

Guruku Tersayang

Bapak Dan Ibu Yang Kami Hormati,


Tidak semua pekerjaan harus diukur dengan uang atau materi !!! Memang tidak munafik bahwa semua pekerjaan membutuhkan tenaga dan pikiran yang berbuah penghasilan, uang, gajian, atau upah.


Ada kalanya pekerjaan itu dilakukan penuh dedikasi tanpa melihat uang. Artinya pekerjaan tetap dilakukan serius, cerdas, semangat, dan cinta kasih.


Ada banyak contoh seperti seorang guru atau dosen. Dengan kelebihan yang dimiliki selama bertahun-tahun profesi tersebut tidak pernah meningkat.


Bahkan di tingkat kota atau provinsi semua jabatan bukan berasakl dari seorang guru !!!


Profesi guru di tanah air adalah salah satu profesi 'kering' tidak pernah memikirkan tentang bagaimana bisa menjadi jauh lebih baik khususnya keadaan ekonomi.


Gaji yang kecil membuat pemerintah membuat slogan atau kalimat yang 'menyejukkan' bagi pendekar-pendekar pendidikan dengan nama "PAHLAWAN TANPA TANDA JASA".


Kalimat tersebut benar-benar kalimat jujur dan maknanya dalam. Benar juga disebut pahlawan karena profesi yang diemban seumur hidup sampai akhir hayat.


Hanya sekedar nama pahlawan namun tidak pernah seorangpun memberikan tanda jasa. Kalau ada apa nama jasa tersebut ???


Inilah yang dinamakan sebuah pengabdian. Kalau guru SD maka selamanya ya guru SD minimal SMP maksimal SMA. Sekali lagi profesi yang tidak memiliki hiarki kecuali kalau ada kesempatan menjadi kepala sekolah.


Itupun kesempatan yang terbatas.

Ilmu Dan Uang

Bapak Dan Ibu Yang Kami Hormati,


Kekayaan dan keberhasilan di dunia dari sisi materi menjadi indikasi kemakmuran dan kebahagiaan. Bahkan bisa dikatakan sebagai kesempurnaan di dunia.


Materalisme sudah mendunia karena dunia sudah dikuasai oleh harta benda ciptaan manusia sendiri yang dianggap DEWA dunia yaitu UANG.


Pendidikan tidaklah secara ekplisit atau implisit mendidik anak-anak selama di sekolah untuk mencari uang di dunia ini.


Para orang tua haruslah memahami dan mengerti bahwa pendidikan bertujuan mulai salah satunya adalah membentuk karakter anak, kecerdasan anak, keimanan anak, dan moralitas.


Meski hasil akhirnya kadang-kadang ilmu yang dipelajari ujung-ujung untuk mencari kesuksesan di dunia !!!!


Apakah salah tidak juga hanya caranya saja yang berbeda, dari sisi mana melihatnya. Karena segala aktivitas kehidupan manusia di dunia ini sulit tidak terlibat dengan uang.


Kecuali satu berdoa kepada Tuhan, GRATIS dan mudah dilakukan.


Kuncinya adalah harus ada keseimbangan hidup antara uang dan tujuan pendidikan agar menciptakan generasi yang bermoral dan memiliki kasih sayang. Meski harus bekerja cerdas dan bekerja keras untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Orang Tua Wajib

Bapak Dan Ibu Yang Kami Hormati,


Pendidikan yang membutuhkan waktu lama juga membutuhkan tenaga dan pikiran untuk menghasiklkan hasil akhir yang sesuai dengan harapan.


Semua orang tua selalu memiliki harapan untuk masa depan anak-anaknya. Logisnya seperti itu yang ada dibenak orang tua.


Langkah sederhana untuk menyiapkan anak-anak dengan segala potensi dan kelebihannya adalah pantau, amati, kembangkan, beri dukungan moril, dana, dan spiritual tanpa henti kalau sudah mengatahuinya.


Anak-anak akan senang dan bahagia apabila keinginannya terpenuhi secara lahir dan batin.


Inilah tugas dan kewajiban orang tua untuk terus membimbing anak-anak dengan sepenuh hati. Sekali lagi  bukan sekolah, guru, atau lembaga kursus.


Semua ada ditangan orang tua.