Kecerdasan Sesungguhnya

UJIAN TERBERAT BAGI ANAK-ANAK BUKAN LULUS DENGAN NILAI TERTINGGI DI SEKOLAH NAMUN APAKAH ANAK-ANAK MEMAHAMI APA SAJA YANG DILAKUKAN DI SEKOLAH ??????

Pendidikan Anak

Bapak Dan Ibu Yang Kami Hormati,


Pendidikan selalu mengalami naik dan turun seperti air laut yang mengalami perubahan dan perubahan. Perhatikan saja di negara kita proses pendidikan kerapkali kali berubah seperti kurikulum.


Mencermati kurikulum sebenarnya tidak ada masalah asalkan sesuai dengan kondisi dan situasi serta geografis. Selain itu harus ada peningkatan akan kearifan lokal.


Nilai-nilai luhur bangsa harus terus dipupuk tanpa boleh dihilangkan.


Inilah persoalan kompleksitas pendidikan di negara tercinta. Setiap ganti menteri selalu berganti kebijakan. Oklah kebijakan berganti namun harus dilihat sejauhmana dampak terbaiknya bagi dunia pendidikan anak.


Anak-anak bukanlah objek namun harus diwajibkan sebagai subjek.

Bisnis Pendidikan

dunia pendidikan bukanlah sekedar bisnis semata. kalau pendidikan dianggap dunia bisnis maka hasilnya sama dengan hasil buatan pabrik. robot-robot cerdas luar biasa yang tidak beda dengan sapi atau kerbau.  

Anak Normal

Bapak Dan Ibu Yang Kami Hormati,


Orang tua yang bijak dan cerdas sebaiknya turut membantu proses perkembangan pendidikan anak-anak selama di sekolah. Selama ini banyak orang tua yang tidak mengetahui secara detil tentang aktivitas anak.


Orang tua banyak menyembunyikan kekurangan anak akan terkait dengan psikologis.


Tidak semua anak bsia dikatakan 'normal' artinya sikap dan perilaku masih diangggap wajar. Namun masih ada anak-anak yang membutuhkan perhatian khusus.


Orang tua kerapkali mengirim ke sekolah formal apabila anak-anaknya membutuhkan perhatian khusus. Padahal hal ini sangat mengganggu bagi anak-anak yang lain selama di kelas.


Inilah persoalan terbesar bagi orang tua yang tidak menyadari dengan baik.


Dampaknya si anak yang membutuhkan perhatian khusus bermacam-macam mulai hiperaktiv hingga selalu mencari perhatian hingga tidak mampu mengikuti perhatian.


Orang tua yang bijak sekali lagi harus menerima laporan guru dengan jujur dan setia. Artinya harus mengatakan dengan jujur sejauhamana kekurangan anak.


Tidak usah malu menempatkan anak-anak ke sekolah kebutuhan khusus agar mampu mengikuti keinginan dan menyesuaikan dengan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.


Maukah orang tua mengaku jujur soal kekurangan anak ????

Dunia Anak

sukses dan tidak di dunia ini bagi anak-anak bukanlah urusan mereka karena dunia mereka adalah dunia suka cita. dunia anak adalah dunia di mana kejujuran sangat dijunjung tinggi dan kemuliaan sangat dihargai. sukses dan tidak urusan orang dewasa.

Mendidik Anak Yang Cerdas

Bapak Dan Ibu Yang Kami Hormati,


Pendidikan adalah proses yang terus berlanjut tiada henti. Salah satu hal yang ada di muka hasil karya dan cita manusia untuk memuliakan harga diri manusia.


Derajat kemanusiaan bisa dihasilkan oleh sebuah pendidikan.


Pelaku pendidikan bisa seorang guru, mentor, pelatih, pembina, dosen, pembimbing, atau siapa saja yang bisa memberikan pencerahan atau tranfer keilmuan kepada orang lain.


Proses pendidikan berlangsung lama, membutuhkan waktu, trial and error, untuk menghasilkan sebuah karya yang berguna bagi orang lain.


Lihat saja perubahan yang terbaik ada di dunia ini hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang telah menjalani pendidikan meski tidak harus bergelar sarjana !!!


Pendidikan tidak hanya terjadi di kelas, ruangan, aula namun terjadi di mana saja selama merasa nyaman menimba ilmu.


Hasil awal sebuah pendidikan adalah moralitas, logika waras, sehat, logika berbasis keilmuan yang berdampak pada kecerdasan laluberlanjut pada hasil nyata yaitu berguna agi orang lain.


Solusi bisa ditemukan kalau ada kecerdasan awalnya lalu pengalaman yang membutuhkan proses panjang.

Kebaikan Hidup

ajari anak sejak dini segala hal yang ideal dan proprosional akan banyak hal di dunia ini karena awal yang baik sangat bagus meski nantinya anaklah sendiri yang memutuskan apakah memilih surga atau neraka

Makna Pendidikan

Bapak Dan Ibu Yang Kami Hormati,


Pendidikan berasal dari kata didik, yang bisa berarti kata kerja sehingga mendidik aadalah ada cara bagaimana tranfer ilmu atau tranfer sikap.


Siapakah yang mentranfer ? Bisa siapa saja orang tua, lingkungan, orang lain, diri sendiri, atau suasana sekitar. Pendidikan tidak terjadi di sekolah saja.


Sekali lagi tidak.


Pendidikan terjadi di mana saja selama memenuhi kepentingan bagi penerimanya. Pendidikan memberikan pengaruh besar bagi proses tumbuh kembang anak hingga orang tua.


Tidak semua orang tua bisa mendidik anak-anaknya selama berada di dekatnya atau ketika berada di rumah !!! Terbukti orang tua mengirim anak-anak untuk sekolah.


Lingkungan yang tidak tepat bagi anak bisa mempengaruhi pola pikirnya. Misalnya anak tumbuh kembang di lingkungan yang sanitasi rendah, berada di masyarakat yang tidak peduli pendidikan. Maka pola pikirnya sebagian besar akan tumbuh sesuai keadaan yang ada.


Pengaruh pendidikan di luar dirinya sangat besar mempengaruhi pola pikir yang menjadi dasar untuk mencapai pendidikan yang lebih tinggi.


Orang tualah yang harus memahami bagaimana memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak.

Peran Orang Tua Terhadap Anak

Bapak Dan Ibu Yang Kami Hormati,


Sekolah hanya sekedar media, media pembelajaran, lokasi belajar, lokasi untuk interaksi, belajar sosial, dan belajar akan banyak hal.


Lokasi yang seharusnya menjadi tempat bahagian bagi anak-anak untuk mempelajari berbagai ilmu, ilmu pengetahuan, serta proses tranfers keilmuan dari guru ke murid.


Idealnya seperti itu.


Artinya ada perubahan besar bagi peserta didik selama mengikuti pendidikan di sekolah. Maka anak-anaknya bisa merasakan sesuatu yang baru bagi anak-anak.


Para orang tua sudah seharusnya terbuka dan jujur untuk memahami bagaimana peran sekolah untuk anak-anak. Sekolah tidak akan bermanfaat apapun bagi perkembangan psikologis dan mentalitas anak kalau orang tua tidak memantaunya.


Peran orang tua harus memantau serius sejauhmana perkembangan proses belajar anak di sekolah.


Kalau tidak perkembangan anak-anak bisa melenceng, salah tafsir, salah menilai, tidak nyambung dengan pelajaran di sekolah, terganggu dunia keilmuan anak.


Dampaknya anak-anak tidak memiliki kepribadian tangguh, lemah pikir, emosi lebih cepat meningkat, menjerumuskan anak-anak ke dalam lembah kejahatan, kenakalan di luar batas, terlibat kriminal. Inilah kehancuran masa depan anak.


Di sinilah peran orang tua terlihat apakah berhasil atau tidak ????

Karakter Anak Perlu DiBangun

Bapak Dan Ibu Yang Kami Hormati,


Pendidikan akan gagal total berantakan kalau para orang tua tidak mendidik sejak awal kepada anak-anaknya tentang kejujuran dan keberanian untuk cerdas.


Dua hal ini menjadi dasar untuk membangun sebuah karakter kepribadian anak.


Para orang tua sebaiknya memberikan bekal yang optimal selain iman yang kuat. Kejujuran sangat penting agar anak-anak mengatakan, menjelaskan, memapaparkan apa yang telah dilihatnya, apa yang ada di dalam pikirannya, dan berani berkata benar sesuai dengan pola pikirnya.


Hal ini sangat sulit kalau orang tua tidak memulai dari awal.


Kejujuran adalah gerakan moralitas yang sangat mendasar untuk menopang kecerdasan serta tercipta keimanan sebagai tali penguatnya.


Tanpa kejujuran maka nilai-nilai moral tidak akan berarti apa-apa !!! Karena kejujuran, keberanian, dan iman adalah rangkaian segitiga untuk membangun mentalitas anak-anak.


Inilah bangunan dasar pendidikan yang seutuhnya.  

Beban Hidup Guru

Bapak Dan Ibu Yang Kami Hormati,


Peran guru lebih fokus pada profesi guru itu sendiri. Artinya seorang guru akan berusaha maksimalkan apa yang menjadi target dan tujuan menjadi guru.


Fakta di lapangan beban guru ada di kurikulum atau buku panduan bagi seorang pengajar.


Logika sehat mengatakan bahwa peran guru khususnya di kelas-kelas klasikal/muridnya minimal 35 lebih hingga 40 maka kurikulum harus diselesaikan hingga tuntas.


Target ini sebenarnya sangat membebani meski sebagai tanggungjawab guru bisa diatasi. Akan tetapi guru di Indonesia tugasnya tidak hanya sebatas guru !!!


Urusan administrasi dan lain-lainnya kerapkali mendera seorang guru.


Semua orang paham namun tidak mau menjalankan. Persoalan gaji guru yang tergolong masih rendah atau bisa disamakan gaji buruh UMR membuat beban psikologis dan beban moral.


Buruh pabrik fokusnya hanya pada produk benda mati !!


Beban guru adalah mencerdaskan anak bangsa, siapa yang mencerdaskan anak bangsa di dunia ini selain guru ??? Tujuan saya adalah bahwa orang tua harus sadar benar bahwa peran guru adalah moralitas dan pertanggungjawaban secara psikologis terhadap masa depan anak.


Pernahkah ada orang tua yang mengajari anaknya tanpa perlu ke sekolah meski bergelar berbagai jenis gelar akademik sebanyak-banyaknya ???  Atau sekaya apapun mengajari anaknya di rumah tanpa mengenal sekolah, guru, teman bermain ?????

Perilaku Orang Tua Mempengaruhi Perilaku Anak

Bapak dan Ibu Yang Saya Hormati,


Anak adalah unik, artinya setiap anak memiliki potensi kelebihan dan potensi kekurangan. Orang tua sebagai " pembuat anak " maka akan mengalirkan, mewariskan berbagai pengalaman hidupnya ke dalam diri anak.


Hal ini sangat biologis dan wajar.


Maka tabiat anak, perilaku anak, pola pikir anak sangat dipengaruhi oleh orang tuanya. Maka orang tua adalah contoh terbaik bagi anak-anaknya.


Untuk itu jangan heran atau gusar melihat perilaku anak yang dianggap menyimpang dari norma sosial yang ada.


Perilaku anak tidak jauh dari perilaku orang tuanya.  Kemungkinan ini bisa dipahami dengan baik dan sempurna oleh banyak orang karena semua bangsa sudah mengakuinya. Pepatah mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya !!!!


Solusinya adalah orang tua haruslah berkaca dahulu, memeriksa kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri masing-masing untuk agar bisa menyesuaikan mendidiknya.


Pendidikan anak sangat penting namun jauh lebih penting kalau setiap kelebihan dan kekurangan selalu diperhatikan. Sekali lagi tidak mudah untuk mencerdaskan anak.


Apalagi memiliki empati dan simpati, cinta kasih, kejujuran, kemanusiaan yang tinggi dan mencintai sesama.