“Pak,
titip anak saya ya !” Kalimat ini sering didengar oleh bapak dan ibu guru
ketika bertemu dengan orang tua siswa. Kalimat tersebut kerapkali diucapkan
ketika anaknya “bermasalah” dalam hal belajar. Lalu bagaimana memaknai kalimat
yang kerapkali dilontarkan oleh walimurid ? Multi persepsi jawabannya.
Kata
‘titip’ apakah sekolah sebagai penitipan anak ? Apakah sekolah panti asuhan,
asrama, di mata orang tua/wali murid ? Sebenarnya walimurid sudah memahami arti
kata ‘titip’ hanya saja yang perlu dipahami betul adalah sekolah adalah lembaga
pendidikan yang bersifat membantu orang tua. Jadi harus ada kerja sama antara
sekolah, guru, peserta dan walimurid.
Para ahli perkembangan anak mengatakan
bahwa sebagai pendidik utama dan pertama adalah orang tua. Setidaknya orang
tua /walimurid harus memahami arti sebuah pendidikan!
Kesibukkan orang tua kadang kala ‘melupakan’ proses belajar mengajar dan menyerahkan urusan mendidik anak/peserta didik kepada sekolah.
Kewajiban dan tugas sebagai guru adalah mendidik anak-anak/peserta didik untuk mampu mempelajari semua pelajaran di sekolah. Mau tidak mau inilah tugas peserta didik untuk selalu belajar dan belajar setiap hari.
Bukan hanya kepintaran memahami semua pelajaran atau mengerjakan soal ujian namun harus ada keseimbangan selama belajar. Misalnya munculnya sikap jujur, belas kasihan terhadap yang tidak punya, rendah diri, dan mandiri. Kemungkinan inilah sebagian alasan untuk belajar di sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar